Rangkaian Hukum OHM
I.
Tujuan
1.1 Tujuan umum
-
Mengukur
hambatan dalam dari voltmeter
-
Mengukur
hambatan dalam ampermater
1.2 Tujuan khusus
-
Dapat membaca
skala pada ampermeter dan voltmeter
-
Merangkai
rangkaian secara seri
-
Merangkai
rangkaian secara pararel
-
Mengetahui
factor factor yang mempengaruhi percobaan rangkaian
II. Landasan teori
2.1 Arus listrik
Arus listrik adalahaliran muatanatau muatan listrik
yang mengalir setiap satuan waktu. Arah arus listrik dari potensial tinggi ke
potensial rendah, jadi berlawanan dengan arah electron. (Efrizon Umar,2008)
2.2 Kuat Arus listrik
Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang
mengalir tiap detik melalui suatu penghantar. Simb ol kuat rus adalah I.
sedangkan satuan kuat arus listrik adalah ampere yang diambil dari nama ilmuwan
perancis, yaitu Marie Ampere (1775-1836).( Efrizon Umar,2008)
2.3 hukum ohm
Pada 1827 , seorang ahli fisika bernama George imonOhm
menyimpulkan bahwa kuat arus yang mengalir melalui penghantar sebanding dengan
tegangan atau beda potensial suatu penghantar listrik tersebut. Hasil
eksperimen menggambarkan bahwa perbandingan antara arus listrik dengan tegangan
selalu konstan. Pernyataan yang dikemukakan oleh ohm kemudian dikenal dengan
hokum ohm. Secara sistematis pernyataan hokum ohm dapat ditulis :
R=V/ I
V = bedapotensial (V)
2.4 Hukum OHM II
Dalam rangkaian tertutup arus listrik berbanding lurus
dengan GGL dan berbanding terbalik dengan jumlah hambatan.
E = IR ket : E = GGL(sumber arus listrik)
I
= kuat arus listrik
R
= hambatan
2.5 Hukum Kirchoff
2.5.1
Hukum kirchoff I
“Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik
percabanagan adalah sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
tersebut “
∑I masuk= ∑I keluar
Contoh :
I1 = I2
+ I3
2.5.2
Hukum kirchoff
II
“pada rangkaian tertutup jumlah GGL yang dibangkitkan
oleh sumber tegangan ditambah jumlah penurunan tegangan pada hambatan sama
dengan nol
(Esuandiari
,2007)
2.6 Rangkaian Listrik
2.6.1
Rangkaian Seri
Adalah rangkaian dengan menyambung pangkal hambatan
yang satu ke ujung hambatan yang lain.
Sifat rangkaian seri adalah
1.
Kuat arus sama
2.
Tegangannya E = V1+V2+V3
3.
Hambatan
penggantinya
Rs = R1+R2+R3
2.6.2
Rangkaian
Pararel
Adalah rangkaian yang menyatukan antara pangkal dan
antar ujung hambatan.
Sifat rangkaian PArarel
1.
Beda potensial
2.
Arusnya terbagi
dan memenuhi hokum kirchoff I
3.
Hambatan
penggantinya memenuhi
2.6.3
Rangkaian
Campuran
Adalah rangakaian hambatan yang memuat rangkaian seri
maupun pararel. Sifatsifatnya juga memenuhi kedua rangkaian.
(Ari
Damari, 2009)
2.7 Arus Listrik
2.7.1
arus searah(DC)
yaitu sumber arus yang aliran istriknya hanya satu
arah
2.7.2
Arus bolak balik
(AC)
Yaitu sumber arus yang aliran listriknya bolak balik
T
(Arif Alfatah dan Muji Lestari, 2009)
2.8 Adaptor
Yaitu suatu alat yang dapat menurunkan tegangan dan
merubaharus listrik AC ke DC, didalam rangkaian adaptor terdapat trafo yang
berfungsi menaikkan dan menurunkan tegangan. (Anonim , 2008)
2.9 Multimeter
Adalah alat ukur listrik yang digabung menjadi sebuah
alat ukur multi fungsi, alat ini menyediakan fasilitas pengukuran kuat arus,
bedapotensial, dan hambatan listrik volt dan hokum ohm.(Mikrajudin dkk, 2007)
2.10
Potensiometer
Adalah instrument yang dapat digunakan untuk mengukur
tegangan sebuah sumber tanpa menarik arus dari sumber itu. Pada pokoknya
potensiometer itu menyeimbangkan sebuah selidih potensial yang tidak diketahui
terhadap sebuah selisih potensial yang dapat diukur dan diatur. (Anonim,2001)
Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer
bedanya hanya pada saat merubah resistensinya yaitu dengan cara memutar gagang
yang muncul keluar.(Anonim, 2012)
2.11
resistor
Resistor adalah alat yang khusus dibuat untuk
menghasilkan sebuah hambatan. Cara menentukan nilai resistor:
1.
gelang 1 dan 2
dibaca sesuai kodewarna
2.
gelang 3 adalah
factor pengali
3.
gelang 4 adalah
toleransi
(Anonim,2011)
2.12
Penerapan hokum
ohm dalam alat elektronik
1.
Pengunaan alat
alat listrik yangharus sesuai dengan tegangan
2.
Bila alat lisrik
diberi tegangan lebih kecil dari tegangan yang seharusnya akan mengecil
sehingga alat itu tidak bekerja normal
III Metodologi
3.1 Alat dan Bahan
3.2 Prosedur Praktikum
3.2.1
percobaan pertama
|
|
Menghubungkan
kutub positif adaptor kekutub positif voltmeter
|
Menghubungkan kutub negative voltmeter kekutub positif ampermeter
|
Menghubungkan kutub negative voltmeter ke kutub positif potensiometer
|
Menghubungkan kutub negative potensimeter keadaptor, nyalakan adaptor
|
Putar potensiometer,amati angka yang ditunjuk oleh ampermeter dan
voltmeter kemudian catat hasilnya
|
Ulangi langkah , hingga mendapatkan 4 data yang berbeda
|
3.2.2
percobaan II
|
|
|
Menghubungkan kutub (-)voltmeter ke kutub (+) ampermeter
|
|
Menghubungkan kutub negative adaptor ke potensiometer
|
Menghubungkan resistor secara pararel dengan voltmeter dengan dijepit
|
|
|
Amati angka yg ditunjuk oleh voltmeter dan ampermeter, catat hasilnya
|
Mengulangi langkah percobaan dengan memutar potensiometer sampai
mendapat hasil yang berbeda
|
3.2.3
percobaan III
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengulangi langkah percobaan dengan memutar potensiometer sampai
mendapatkan hasil yang berbeda
|
IV.Pembahasan
4.1 Hasil
pengamatan rangkaian seri
No.
|
I
|
V
|
Ra
|
1.
|
44 X 10-6
|
60 X 10-3
|
1,36 X 103
|
2.
|
46 X 10-6
|
62 X 10-3
|
1,34 X 103
|
3.
|
50 X 10-6
|
66 X 10-3
|
1,32 X 103
|
4.
|
52 X 10-6
|
70 X 10-3
|
1,34 X 103
|
Dari
table percobaan I diatas menunjukkan besar suatu hambatan yang diperoleh
dimana
rangkaian disusun secara sri tanpa menggunakan resistor hambatan . Dalam
rangkaian ini dapat di itung dengan rumus Ra = V/I . Pada percobaan pertama di
dapat hasil hambatan dalam sebesar 1,36 X 10-3 Ω . Percobaan kedua
dihasilkan hambatan sebesar 1,34 X 103 Ω . Percobaan ketiga
dihasilkan hambatan sebesar 1,32 X 103 Ω. Pada percobaan terakhir
didapatkan hambatan dalam sebesar 1,34 X 103 Ω . Dari keempat data
tersebut hambatan dalam yang diperoleh dari percobaan pertama hingga hambatan
terakhir mneghasilkan rata-rata sebesar 1,34 X 103 Ω .
4.2
Hasil pengamatan rangkaian pararel
No.
|
I
|
V
|
Ra
|
Rb
|
Rt
|
1.
|
48 X 10-6
|
8 X 10-3
|
0,16 X 103
|
270
|
226,04
|
2.
|
60 X 10-6
|
10 X 10-3
|
0,16 X 103
|
270
|
226,04
|
3.
|
70 X 10-6
|
12 X 10-3
|
0,171 X 103
|
270
|
104,6
|
4.
|
78 X 10-6
|
14 X 10-3
|
0,179 X 103
|
270
|
107,6
|
Pada
table pengamatan percobaan II diatas membahas tentang hamabatan dalam voltmeter
. Hambatan pada percobaan ini disusun secara pararel terhadap voltmeter. Rumus
yang dipakai dalam perhitungan pada rangkaian pararel ini yaitu 1/Rt = 1/Rb + 1/Ra
karena sesuai dengan hukum kirchoof yaitu suatu hambatan yag disusun secara
pararel masng-masing mendapat nilai beda potensial yang sama sehingga arus
listrik akan terbagi dengan banyaknya hambtan tersebut . Dari percobaan pertama
hingga keempat diperoleh Rt yang masing-masing besarnya 226,04 Ω ; 226,04 Ω ;
104,6 Ω : 107,6 Ω dengan hasil rata-rata Rt yang dihasilkan adalah 166,07 Ω .
4.3
Hasil pengamatan rangkaian campuran
No.
|
I
|
V
|
Ra
|
Rb
|
1.
|
46 X 10-6
|
68 X 10-3
|
1034,3
|
270
|
2.
|
48 X 10-6
|
64 X 10-3
|
1063,3
|
270
|
3.
|
50 X 10-6
|
66 X 10-3
|
1050
|
270
|
4.
|
52 X 10-6
|
68 X 10-3
|
1037,6
|
270
|
Dari table pengamatan percobaan III
diatas membahas hambatan (Ra) dalam voltmeter hambatan pada percobaan ini
disususn secara seri dan pararel (campuran) Ra tersebut terletak pada ampere
dan dapat dicari nilainya dengan rumus Ra = V/I .Rb dari percobaan yang pertama
hingga terakhir diperoleh data yang berbeda yaitu 1034,3 Ω ; 1063,3 Ω ; 1050 Ω
; 1037,6 Ω .
4.4
Perbandingan kelompok lain
4.4.1 Rangkaian seri
Kelompok B3
No.
|
I
|
V
|
Ra
|
1.
|
44 X 10-6
|
60 X 10-3
|
1,36 X 103
|
2.
|
46 X 10-6
|
62 X 10-3
|
1,34 X 103
|
3.
|
50 X 10-6
|
66 X 10-3
|
1,32 X 103
|
4.
|
52 X 10-6
|
70 X 10-3
|
1,34 X 103
|
Kelompok B7
No.
|
I
|
V
|
Ra
|
1.
|
44 X 10-6
|
60 X 10-3
|
1,36 X 103
|
2.
|
46 X 10-6
|
62 X 10-3
|
1,34 X 103
|
3.
|
50 X 10-6
|
66 X 10-3
|
1,32 X 103
|
4.
|
52 X 10-6
|
70 X 10-3
|
1,34 X 103
|
Pada perobaan I (rangkaian seri)
kelompok B3 dan B7 , keduanya menggunakan skala adaptor pada voltmeter sebesar
1V dan amperemter kedua kelompok sama-sama menggunakan 100µA sehingga diperoleh
hasil Ra yang hamper sama antara kelompok B3 dan B7 .
4.4.2 Rangkaian pararel
Kelompok B3
No.
|
I
|
V
|
Ra
|
Rb
|
Rt
|
1.
|
48 X 10-6
|
8 X 10-3
|
0,16 X 103
|
270
|
226,04
|
2.
|
60 X 10-6
|
10 X 10-3
|
0,16 X 103
|
270
|
226,04
|
3.
|
70 X 10-6
|
12 X 10-3
|
0,171 X 103
|
270
|
104,6
|
4.
|
78 X 10-6
|
14 X 10-3
|
0,179 X 103
|
270
|
107,6
|
Kelompok B7
No.
|
I
|
V
|
Ra
|
Rb
|
Rt
|
1.
|
50 X 10-6
|
10-2
|
0,2 X 103
|
320
|
5500
|
2.
|
52 X 10-6
|
12 X 10-3
|
0,2 X 103
|
320
|
3469,27
|
3.
|
56 X 10-6
|
14 X 10-3
|
0,25 X 103
|
320
|
4000
|
4.
|
70 X 10-6
|
16 X 10-3
|
2,2 X 103
|
320
|
43,75
|
Pada percobaan II (rangkaian pararel) kelompok B3
dan B7 , kelompok B7 dan B3 menggunakan voltmeter sebesar 100V . Sehingga pada
amperemeter yang digunakan pada kelompok B3 dan B7 sebesar 100µA.Perbedaan
nilai Rt dan Ra yang berbeda disebabkan karna resistor hambatan tiap kelompok
berbeda .
4.4.3 Rangkaian campuran
Kelompok B3
No.
|
I
|
V
|
Ra
|
Rb
|
1.
|
46 X 10-6
|
68 X 10-3
|
1034,3
|
270
|
2.
|
48 X 10-6
|
64 X 10-3
|
1063,3
|
270
|
3.
|
50 X 10-6
|
66 X 10-3
|
1050
|
270
|
4.
|
52 X 10-6
|
68 X 10-3
|
1037,6
|
270
|
Kelompok B7
No.
|
I
|
V
|
Ra
|
Rb
|
1.
|
46 X 10-6
|
68 X 10-3
|
1034,3
|
270
|
2.
|
48 X 10-6
|
64 X 10-3
|
1063,3
|
270
|
3.
|
50 X 10-6
|
66 X 10-3
|
1050
|
270
|
4.
|
52 X 10-6
|
68 X 10-3
|
1037,6
|
270
|
Pada percobaan II (rangkaian pararel) kelompok B3
dan B7 , kelompok B7 dan B3 menggunakan voltmeter sebesar 100V . Sehingga pada
amperemeter yang digunakan pada kelompok B3 dan B7 sebesar 100µA.Perbedaan
nilai Ra yang berbeda disebabkan karna resistor hambatan tiap kelompok berbeda
.
4.5
Hal-hal yang mempengaruhi praktikum
4.5.1
Ketelitian dalam praktikum ini sangat diperlukan adanya ketelitian mulai dari
mempersiapkan alat dan bahan , menyusun rangkaian hingga dlaam proses
perhitunga karena jika tidak adanya ketelitian dalam praktikum ini mempengaruhi
hasil yang akan didapat .
4.5.2
Pemahaman prosedur kerja dasar praktikum ini diperlukan adanya pemahaman pada
prosedur kerja karena jika tidak ada peamahaman maka kemungkina besar akan
terjadi kegagalan dalam melakukan praktikum .
4.5.3
Kerjasam dalam praktikum ini harus da dalam setiap kelompok praktikum agar
praktikum berjalan lancar .
4.5.4
Kondisi alat yang digunakan haris dalam keadaan baik dan terawatt karena jika
tidak maka sangat berpengaruh akan proses jalannya praktikum .
V.Kesimpulan
Bunyi
hukum ohm adalah kuat arus yang mengair melalui penghantar sebanding dengan
dengan tegangan atau beda potensial suatu penghantar listrik tersebut . Hasil
eksperimen menggambarkan bahwa perbandingan antara arus listrik dengan tegangan
selalu konstan secara matematis hukum ohm dapat ditulis R = V/I
Hukum
kirchoff I “Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik percabangan
adalah sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik cabang
tersebut” .
Hukum
kirchoof II “ Pada rangkaian tertutup jumlah ggl yang dibangkitkan oleh sumber
tegangan ditambah jumlah penurunan tegangan pada hambatan sama dengan nol .
Jadi
dalam 3 percobaan yang telah dilakukan dapat kita hitung hambatan rata-rata
dari tiap rangkaian . Pada rangkaian I yaitu rangkaian seri yang menggunakan
besar voltmeter 100µV dan diperoleh hambatan rata-rata sebesar 1,34 X 103
Ω , untuk percobaan 100µV diperoleh hambatan rata-rata 166,07 Ω dan pada
percobaan terakhir dimana menggunakan voltmeter sebear 100µV dan amperemetr
sebesar 100µA dan diperoleh hambatan rata-rata sebesar 1046,3 Ω . Sehingga dari
3 percobaan yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa hukum ohm dan
kirchoffdigunakan dalam percobaan .
VI
.Daftar Pustaka
Anonim.2001.potensiometri.id.wikipedia.org
Alfatah.Arif,Lestari.Muji.2009.Bahas Tuntas 1001 soal fisika
SMP.Jakarta.KTSP
SMP.Jakarta.KTSP
Damari,Ari.2009.Konsep Jitu Fisika SMA.Jakarta.wahyumedia
Mikrajuddin,dkk.2007.IPA TERPADU 1A.Jakarta.Erlangga
Pauliza,Osa.2008.Fisika kelompok teknologi da kesehatan.Bandung.Grafindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar